Rabu, 24 Maret 2010

Psikologis Manusia Berdasarkan Golongan Darah (Just 4 Fun)

kaitokid724
24-06-2008, 01:21 PM

Jepang telah melakukan penelitian tentang karakteristik manusia yang lebih ditentukan oleh golongan darah ketimbang shio atau zodiak. kok bisa ya? hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa golongan darah itu ditentukan oleh protein-protein tertentu yang membangun semua sel di tubuh manusia. Oleh karena itu Jepang mengatakan bahwa golongan darah dapat menjadi penentu akan psikologis manusia. Bener atau tidak, saya ga tau. Tetapi menurut penelitian yang telah dijabarkan di bawah ini sangat banyak saya menemukan kebenaran pada karakteristik saya melalui penelitian tentang golongan darah yang dibawah ini.

SIFAT SECARA UMUM :
A : Terorganisir, jiwa kerja sama yang tinggi, konsisten, tapi selalu cemas (krn perfeksionis) yg kadang bikin org mudah sebel, kecenderungan politik : ” Destra “
B : nyantai, easy going, bebas, dan paling menikmati hidup, kecenderungan politik: “sinistra”
O : berjiwa besar, supel, gak mau ngalah, alergi pada yg detil, kecenderungan politik: “centro”
AB: unik, nyleneh, banyak akal, berkepribadian ganda, kecenderungan politik > tidak tercantum

BERDASARKAN URUTAN :Yg paling gampang ngaret soal waktu :
1 B (krn nyantai terus)
2 O (krn flamboyan)
3 AB (krn gampang ganti program)
4 A (krn gagal dalam disiplin

YG PALING SUSAH MENTOLERIR KESALAHAN ORG :
1 A (krn perfeksionis dan narsismenya terlalu besar)
2 B (krn easy going tapi juga easy judging)
3 AB (krn asal beda)
4 O (easy judging tapi juga easy pardoning

YG PALING BISA DI PERCAYA :
1 A (krn konsisten dan taat hukum)
2 O (demi menjaga balance)
3 B (demi menjaga kenikmatan hidup)
4 AB (mudah ganti frame of reference)

MENURUT SURVEY, GOL DARAH YG PALING DISUKAI UNT JADI TEMAN :
1 O (orangnya sportif)
2 A (selalu on time dan persis)
3 AB (kreatif)
4 B (tergantung mood)

KEBALIKAN NYA TEMAN YG PALING DISEBELIN/TIDAK DISUKAI :
1 B (egois, easy come easy go, maunya sendiri)
2 AB (double standard)
3 A (terlalu taat dan scrupulous)
4 O (sulit mengalah)

MENYANGKUT OTAK DAN KEMAMPUAN :
Yg paling mudah kesasar/tersesat:
1 B
2 A
3 O
4 AB

YG PALING BANYAK JADI DIREKTUR DAN PEMIMPIN :
1 O (krn berjiwa leadership dan problem-solver)
2 A (krn berpribadi “minute” dan teliti)
3 B (krn sensitif dan mudah ambil keputusan)
4 AB (krn kreatif dan suka ambil resiko)

YG PALING GAMPANG NABUNG :
1 A (suka menghitung bunga bank)
2 O (suka melihat prospek)
3 AB (menabung krn punya proyek)
4 B (baru menabung kalau punya uang banyak)

YG PALING KUAT INGATANNYA :
1 O
2 AB
3 A
4 B

YG PALING COCOK JADI MC :
1 A (kaya planner berjalan)

MENYANGKUT KESEHATAN :
Yg paling panjang umur :
1 O (gak gampang stress, antibody nya paling joss!)
2 A (hidup teratur)
3 B (mudah cari kompensasi stress)
4 AB (amburadul)

YG PALING GAMPANG GENDUT :
1 O (nafsu makan besar, makannya cepet lagi)
2 B (makannya lama, nambah terus, dan lagi suka makanan enak)
3 A (hanya makan apa yg ada di piring, terpengaruh program diet)
4 AB (Makan tergantung mood, mudah kena anoressia)

YG PALING GAMPANG DIGIGIT NYAMUK :
1 O (darahnya manis)

YG PALING GAMPANG FLU/DEMAM/BATUK/PILEK :
1 A (lemah terhadap virus dan pernyakit menular)
2 AB (lemah thd hygiene)
3 O (makan apa saja enak atau nggak enak)
4 B (makan, tidur nggak teratur)

APA YG DILAKUKAN PADA ACARA MAKAN2 DI SEBUAH PESTA :
O (banyak ngambil protein hewani, pokoknya daging2an)
A (ngambil yg berimbang. 4 sehat 5 sempurna)
B (suka ambil makanan yg banyak kandungan airnya spt sup, soto, bakso, dsb)
AB (hobby mencicipi semua masakan, “aji mumpung”)

YG PALING CEPAT BOTAK :
1 O
2 B
3 A
4 AB

YG TIDURNYA PALING NYENYAK DAN SUSAH DIBANGUNIN :
1 B (tetap mendengkur meski ada Tsunami)
2 AB (jika lagi mood, sleeping is everything)
3 A (tidur harus 8 jam sehari, sesuai hukum)
4 O (baru tidur kalau benar2 capek dan membutuhkan)

YG PALING CEPAT TERTIDUR :
1 B (paling mudah ngantuk, bahkan sambil berdiripun bisa tertidur)
2 O (Kalau lagi capek dan gak ada kerjaan mudah kena ngantuk)
3 AB (tergantung kehendak)
4 A (tergantung aturan dan orario)

PENYAKIT YG MUDAH MENYERANG :
A (stress, majenun/linglung)
B (lemah terhadap virus influenza, paru-paru)
O (gangguan pencernaan dan mudah kena sakit perut)
AB (kanker dan serangan jantung, mudah kaget)

APA YG PERLU DIANJURKAN AGAR TETEP SEHAT :
A (Krn terlalu perfeksionis maka nyantailah sekali-kali, gak usah terlalu tegang dan serius)
B (Krn terlalu susah berkonsentrasi, sekali-kali perlu serius sedikit, meditasi, main catur)
O (Krn daya konsentrasi tinggi, maka perlu juga mengobrol santai, jalan-jalan)
AB (Krn gampang capek, maka perlu cari kegiatan yg menyenangkan dan bikin lega).

YG PALING SERING KECELAKAAN LALU LINTAS (BERDASARKAN DATA KEPOLISIAN)
1 A
2 B
3 O
4 AB

Source: http://psikologi.infogue.com/psikologis_manusia_berdasarkan_golongan_darah
Artikel terkait http://psikologi.infogue.com/

Meneropong Sifat dari Golongan Darah (Just 4 Fun)

Golongan darah, selain dapat menjadi panduan untuk menentukan diet yang cocok, ternyata oke juga untuk meneropong watak dan kepribadian seseorang.

Menurut sebuah institusi di Jepang yang melakukan penelitian golongan darah, ada beberapa kepribadian tertentu yang kelihatannya cocok dengan golongan darah orang yang bersangkutan. Nah, bagaimana kira-kira ya?

Golongan darah O
Ini adalah tipe pemimpin. Saat melihat sesuatu yang diinginkan, orang dengan golongan darah ini akan berusaha mencapainya. Anda juga termasuk trend-setter, loyal, punya daya juang tinggi dan percaya diri yang kokoh. Kelemahan Anda adalah mudah cemburu, agak sombong dan cenderung amat kompetitif. Benar tidak?

Golongan darah A
Anda suka keselarasan, kedamaian dan organisasi. Bisa bekerjasama dengan baik dengan orang lain, peka, sabar dan penuh perhatian. Namun kelemahan anda adalah tidak bisa melakukan segala sesuatu dengan santai dan cenderung keras kepala.

Golongan darah B
Anda punya tabiat keras dan individualis, suka terus-terang tanpa tedeng aling-aling dan melakukan segala sesuatu dengan cara sendiri. Namun Anda juga kreatif dan fleksibel, dan bisa beradaptasi dengan gampang terhadap segala situasi. Namun kelemahan yang Anda punya adalah cenderung terlalu mandiri, yang bisa merugikan.

Golongan darah AB
Dingin dan terkendali, makanya tak mengherankan teman menjadikan Anda sebagai tempat berbagi cerita, terutama urusan curhat. Anda terlahir untuk menghibur orang lain secara alami, khas Anda. Namun sayangnya Anda cenderung angin-anginan dan sulit membuat keputusan, blak-blakan yang kadang menyakiti hati orang lain.

Tips Sembuh dari Kanker

KANKER. Mengapa saya? Apa yang harus saya lakukan untuk sembuh?’

Dalam KANKER tidak dikenal istilah seri. Taruhannya adalah nyawa Anda dan batasannya adalah waktu. Yang dibutuhkan adalah stamina dan semangat jangka panjang. Untuk menang Anda harus jadi pelari marathon, bukan sprinter.

Jadi apa kunci sukses dalam perang melawan KANKER? Dimulai dengan 2 prinsip utama, yaitu kenali lawanmu (KANKER yang menyerang Anda) dan kenali diri Anda. Anda adalah dokter terbaik bagi diri Anda sendiri.

Bagaimana mengenal KANKER yang menyerang Anda? Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini bisa menjadi acuan :
  • Anda menderita tumor atau KANKER?
    Jenis KANKERnya apa? Karsinoma, Sarkoma, Leukemia atau Limfoma?
  • Organ tubuh mana yang terkena KANKER?
  • Sudah stadium berapa?
  • Apakah KANKER tersebut sudah menyebar ke organ tubuh lain?

Untuk memperoleh hasil akurat, lakukan cek dan ricek. Konfirmasikan jenis KANKER yang menyerang anda setidaknya dari dua atau tiga dokter spesialis KANKER (Onkolog) maupun dari hasil cek lab berupa test ‘Penanda Tumor’.

Lakukan juga pencarian informasi sebanyak mungkin di Internet sehingga Anda dapat yakin jenis KANKERnya, terapi yang biasa digunakan, faktor yang menghambat/mempercepat pertumbuhannya.

Setelah mengenal lawan Anda, langkah berikutnya adalah analisa diri. Ketika KANKER datang, inilah saatnya Anda flash back, introspeksi. KANKER dapat dikatakan sinyal dari tubuh untuk slow down, relax & mengalir dengan kehidupan.

Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini bisa dijadikan langkah awal :

  • Gaya hidup : Rutinitas apa yang dijalani setiap hari? Kapan terakhir Anda rutin berolahraga? Berapa jam sehari Anda tidur?
  • Pola makan/minum : makanan/minuman apa yang Anda sukai?
  • Perilaku : Emosi apa yang dominan dalam hidup Anda ? Tulis daftar emosi negative (mudah stress, pendendam, pemarah, tidak puas, iri hati, dll) maupun positifnya (pemurah, tidak mudah putus asa, mau belajar, dll)
  • Hubungan : tulis nama orang-orang terdekat Anda. Apakah ada masalah yang lama tidak diselesaikan?
  • Spiritualitas : kapan terakhir Anda berbicara dengan Yang Diatas?

Kenal lawan dan kenal diri memberikan Anda pemahaman tentang medan pertempuran yang sedang Anda hadapi. Hal ini akan membantu Anda memilih strategi untuk memerangi KANKER.

* STRATEGI 1 : KANKER harus diobati

KANKER bukan penyakit mudah, sehingga Anda tidak dapat berdiam diri dan berharap segalanya akan ok. Tapi Anda juga tidak perlu naïf dan mencoba berbagai macam tawaran pengobatan sampai Anda capek sendiri, jatuh miskin dan tidak juga sembuh. Anda perlu bijak.

Secara umum Anda akan menghadapi pilihan 2 jenis pengobatan KANKER, yaitu pengobatan barat dengan terapi konvensional (kemoterapi, radioterapi. pembedahan, dll) ataupun pengobatan timur seperti : obat herbal, akupunktur, yoga, dll.

Pengobatan KANKER dari Barat sifatnya seperti amunisi : Anda beli berbagai senjata (mulai dari pistol sampai roket) untuk membombardir musuh Anda – sang KANKER. Tapi ingat : alih-alih sembuh, benteng pertahanan yaitu tubuh Anda juga bisa hancur diroket dan si musuh bisa datang kembali dengan kekuatan berlipat ganda kalau tidak diberantas habis. Selain itu sebagaimana halnya roket, pengobatan ini juga mahal.

Pengobatan KANKER dari timur sifatnya seperti latihan kungfu. Pasukan Anda, yaitu sel darah putih akan diberikan stimulus supaya mahir melawan musuh yaitu sel KANKER. Seperti latihan kungfu, pengobatan KANKER ala timur biasanya relative memerlukan waktu. Tetapi keuntungannya : lebih lasting, tidak ada efek samping, dan sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan paling bagus dalam jangka panjang.

Untuk mendapat hasil optimal, sebaiknya Anda menggandeng timur dan barat dalam memerangi kanker.

Apa ciri/tanda pengobatan yang baik? Tandanya adalah pengobatan tersebut harus dapat memberantas KANKER, mengurangi rasa sakit akibat KANKER dan mencegah agar KANKER tidak timbul kembali. Pertimbangkan tips berikut ini sebelum memilih metode terapi :

  • Terapi masuk akal (reasonable) dan meyakinkan Anda bahwa dapat tepat sasaran terhadap jenis penyakit KANKER yang Anda hadapi.
  • Anda cukup nyaman dengan terapi tersebut
  • Rasa sakit atau efek samping akibat terapi harus dalam batas yang bisa Anda tanggung dalam jangka panjang
  • Terapi berada dalam batas kemampuan ekonomi Anda (dalam jangka panjang)

* STRATEGI 2 : MENGUBAH POLA MAKAN

Tepatlah peribahasa ‘You are what you eat’. Pengaruh makanan dalam kesehatan Anda sangat besar. Anda kini harus banyak mengkonsumsi sayur dan buah serta menghindari makanan berlemak, dibakar ataupun digoreng.

Namun demikian Anda tetap harus punya selera makan. Apa artinya hidup tanpa selera makan ? Jadi pilihlah jenis makanan yang sehat dan yang bisa Anda sukai & nikmati. Your appetite is your drive to live ! So keep your appetite alive !

Berikut ini ada beberapa tips diet sehat bagi pasien kanker :

  • Masak dan sediakan makanan anda dirumah. Hindari makan di luar jika anda ingin menang dalam perang melawan kanker. Alasannya sederhana : makanan luar, anda tidak tahu kandungan di dalamnya seperti : minyak, garam, penyedap rasa, dan bahan tambahan lainnya.
  • Hindari gorengan dan makanan yang mengandung banyak lemak, termasuk mentega/margarine, karena tidak baik untuk organ hati. Jika anda harus menggunakan minyak, gunakan minyak zaitun.
    Catatan: gula yang berwarna terlalu putih juga tidak bagus.
  • Kurangi konsumsi daging. Lalu bagaimana Anda memperoleh protein? Jawabannya sederhana, yaitu dari kacang-kacangan, gandum, dll.
  • Banyak konsumsi sayuran hijau. Untuk memperoleh nutrisi yang beranekaragam, konsumsilah berbagai jenis buah-buahan, kacang-kacangan dan sayur-sayuran. Sedapat mungkin, makan sayuran mentah atau dimasak tapi jangan terlalu lama.
  • Perbanyak minum jus yang terbuat dari buah-buahan dan sayur-sayuran segar, misalnya : wortel, seledri dan jus apel.
  • Konsumsi banyak buah-buahan segar
  • Hindari semua jenis makanan yang dikalengkan, diasap, dibakar ataupun diasinkan

* STRATEGI 3 : MENGUBAH CARA HIDUP

‘Hati yang gembira adalah obat’ demikian peribahasa. Untuk memerangi KANKER, Anda harus happy. Karena dalam jiwa yang sehat, baru ada kemauan hidup tinggi.

Tahukah Anda bahwa Anda diciptakan dengan luar biasa untuk satu tujuan dalam dunia ini ? Tahukah Anda bahwa Anda berharga dimata Yang Maha Esa ? Seringkali hidup ini kita jalani dengan complicated – ribet. Kita hidup untuk mendapat pengakuan, penghargaan dari orang lain. Padahal hidup harus dijalani dengan mengalir dan sikap nrimo, mensyukuri. Dengan demikian kita bisa lead a stress-free life.

Yang tidak kalah penting adalah cukup tidur dan cukup olahraga. Tidur yang cukup penting bagi kerja organ hati dalam menyerap racun. Selain itu olahraga juga penting untuk mengurangi stress dan mendapat oksigen bebas yang sangat penting bagi tubuh.

Mudah-mudahan tips diatas bermanfaat buat Anda yang ingin sembuh dari KANKER. Selamat berjuang dan VIVA LIFE !

Resiliensi pada Penderita Kanker Ditinjau dari Dukungan Sosial

Posted on April 24, 2009 by grahacendikia

Kanker merupakan penyakit yang mengerikan bagi kebanyakan orang. Cara, sikap ataupun reaksi orang dalam menghadapi kanker pada dirinya, berbeda satu sama lain dan individual sifatnya. Hal ini tergantung kepada sampai seberapa jauh kemampuan individu yang bersangkutan menyesuaikan diri terhadap situasi yang mengancam kehidupannya. Berbagai reaksi penderita kanker di bidang kejiwaan antara lain kecemasan, ketakutan dan depresi (Hawari, 2004).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, setiap tahun jumlah penderita kanker di dunia bertambah 6,25 juta orang. Dalam 10 tahun mendatang diperkirakan sembilan juta orang akan meninggal setiap tahun akibat kanker. Dua pertiga dari penderita kanker di dunia akan berada di negara-negara yang sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan setiap tahunnya terdapat 100 penderita kanker yang baru di setiap 100.000 penduduk. Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan RI, kematian yang disebabkan kanker meningkat dari tahun ke tahun adalah : 4,5 %0 (1989), 4,5 %0 (1992), dan 4,9 %0 (1995) (news.indosiar.com).

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker dapat menimpa semua orang, pada semua bagian tubuh, dan pada semua golongan umur. Kanker dapat timbul pada pria, wanita, maupun anak-anak. Walaupun kanker dapat timbul pada anak-anak, tetapi labih sering timbul pada orang dewasa, terutama pada orang yang berusia 40 tahun keatas. Ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dan proses menua atau kemunduran pertumbuhan sel. Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya, penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada keluhan atau gejala biasanya penyakitnya sudah lanjut (news.indosiar.com).

Ada tiga fase reaksi emosional penderita ketika diberitahu bahwa penyakit yang dideritanya adalah kanker yang sudah lanjut. Fase pertama, penderita akan merasakan shock mental, kemudian diliputi oleh rasa takut, dan depresi. Muncul reaksi penolakan dan kemurungan, terkadang penderita menjadi panik, melakukkan hal-hal yang tidak berarti dan sia-sia. Setelah fase ini berlalu, akhirnya penderita akan sadar dan menerima kenyataan bahwa jalan hidupnya telah berubah (Hawari, 2004).

Stress yang dialami oleh pasien kanker, cenderung membuat cara berpikir menjadi tidak akurat. Hal itu membawa individu menjadi tidak resilien dalam menghadapi masalah, dalam hal ini adalah penyakit kanker. Stress membahayakan sistem kekebalan, yang memungkinkan individu menjadi lebih sering sakit. Individu dengan resiliensi yang baik mampu menghadapi masalah dengan baik, mampu mengontrol diri, mampu mengelola stress dengan baik dengan mengubah cara berpikir ketika berhadapan dengan stress. Resiliensi memungkinkan individu untuk tetap fokus pada persoalan yang sesungguhnya, dan tidak menyimpang ke dalam perasaan dan pikiran yang negatif, sehingga individu bisa mengatasi resiko depresi dan banyak tantangan. Pikiran dan perasaan adalah inti dalam memahami individu dalam rangka meningkatkan resiliensi. Sejumlah fakta menunjukkan bahwa terapi kognitif yang berbasis aspek-aspek dari resiliensi sangat efektif dalam mengatasi depresi (Reivich dan Shatte, 2002).

Individu dengan resiliensi yang baik adalah individu yang optimis, yang percaya bahwa segala sesuatu dapat berubah menjadi lebih baik. Individu mempunyai harapan terhadap masa depan dan percaya bahwa individu dapat mengontrol arah kehidupannya. Optimis membuat fisik menjadi lebih sehat dan mengurangi kemungkinan menderita depresi. Resiliensi adalah kapasitas untuk merespon secara sehat dan produktif ketika berhadapan dengan kesengsaraan atau trauma, yang diperlukan untuk mengelola tekanan hidup sehari-hari (Reivich dan Shatte, 2002).

Faktor yang mendukung resiliensi, diantaranya adalah dukungan sosial, berhubungan dengan tingkat stress yang rendah. Individu dengan resiliensi yang tinggi memiliki dukungan sosial yang lebih baik dan memiliki tingkat stress yang rendah (Aitken dan Morgan, 1999). Resiliensi sebagai kemampuan untuk secara terus menerus mendefinisikan diri dan pengalaman, menjadi dasar untuk proses kehidupan yang menghubungkan antara sumber daya individu dan spiritual (Southwick, 2001).Penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Hasanat (1998), yang menyimpulkan bahwa dukungan sosial yang diperoleh penderita kanker akan menurunkan tingkat depresi penderita. Seseorang yang dihadapkan pada masalah atau kesulitan hidup dan ia mendapatkan dukungan sosial dari lingkungannya berupa tersedianya orang yang dapat memberikan motivasi yang diperlukan ketika sedang dalam kondisi down, mendengarkan keluh kesah, memberikan informasi yang diperlukan, diajak berdiskusi dan bertukar pikiran maka orang tersebut akan merasa lebih nyaman, merasa diperhatikan, serta memiliki tempat untuk berbagi keluh kesah yang dialami sehingga beban psikologis yang terasa berat, jika harus ditanggung sendirian, bisa lebih ringan. Demikian halnya apabila dukungan sosial tidak diperoleh maka beban yan dialami oleh orang tersebut akan terasa lebih berat sehingga bisa memunculkan stres dan frustrasi ketika menghadapi masa-masa yang sulit. Dukungan sosial yang diterima dan dirasakan dapat berbeda antara individu yang satu dengan yang lain karena terdapat persepsi yang berbeda dalam merasakan penerimaan dukungan tersebut.

Kondisi Psikologis yang Dialami oleh Penderita Kanker

Ketika dokter mendiagnosis bahwa seseorang menderita penyakit berbahaya seperti kanker, secara umum ada tiga bentuk respon emosional yang bisa muncul pada pasien penyakit kronis seperti kanker, yaitu penolakan, kecemasan dan depresi (Taylor, 1988). Dalam keadaan tersebut sangat sulit bagi pasien kanker untuk dapat menerima dirinya karena keadaan dan penanganan penyakit kanker ini dapat menimbulkan stres yang terus-menerus, sehingga tidak hanya mempengaruhi penyesuaian fisik tapi juga penyesuaian psikologi individu (Lehmann, deLisa, Warren, deLateur, Bryant and Nicholson, 1978).

Kecemasan merupakan respon yang umum terjadi setelah penyakit kanker terdiagnosis. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Utami & Hasanat (1998) menunjukkan ketika mengetahui bahwa mereka menderita kanker, pasien kanker akan mengalami kondisi psikologis yang tidak menyenangkan, misalnya merasa kaget, cemas, takut, bingung, sedih, panik, gelisah atau merasa sendiri, dan dibayangi oleh kematian. Kecemasan meningkat ketika individu membayangkan terjadinya perubahan dalam hidupnya di masa depan akibat dari penyakit yang diderita ataupun akibat dari proses penanganan suatu penyakit. Kadangkala proses penanganan kanker sangat membebani pasien dibandingkan penyakitnya sendiri, misalnya proses radiasi dan obat-obatan yang digunakan untuk membunuh sel kanker tenyata dapat mengakibatkan kerusakan tubuh bahkan bepotensi untuk menyebabkan hilangnya fungsi tubuh yang tidak dapat diperbaiki (Burish, 1987). Proses penanganan kanker juga disertai dengan rasa sakit, kecemasan, disfungsi seksual, dan kemungkinan perawatan di rumah sakit dalam jangka waktu yang lama (Redd & Jacobsen, 1988).

Perawatan di rumah sakit merupakan salah satu hal yang cukup mencemaskan bagi pasien, misalnya ketika akan dilakukan operasi dan merasa tidak nyaman atau mengalami rasa sakit setelah dilakukannya operasi. Setelah operasi, penderita kanker seringkali mengalami perasaan kecewa ketika harus kehilangan salah satu organ tubuh Selain itu, pendekatan yang tidak personal dari dokter, perawat ataupun pegawai rumah sakit menyebabkan pasien merasa hanya menjadi objek pemeriksaan semata. Dalam kondisi demikian, seorang seringkali mengalami kehilangan identitas diri dan kehilangan kontrol atas tubuh, lingkungan fisik dan sosialnya, sehingga membuat pasien kurang nyaman menjalani pemeriksaan dan perawatan di rumah sakit.

Kondisi dan penanganan penyakit kanker dapat menimbulkan stres, sehingga tidak saja mempengaruhi kondisi fisik tetapi juga kondisi psikologis pasien. Meskipun reaksi psikologis terhadap diagnosis penyakit dan penanganan kanker sangat beragam dan keadaan serta kemampuan masing-masing penderita tergantung pada banyak faktor, namun ada enam reaksi psikologis yang utama (Prokop, 1991) yaitu kecemasan, depresi, perasaan kehilangan kontrol, gangguan kognitif atau status mental (impairment), gangguan seksual serta penolakan terhadap kenyataan (denial). Jay, Elliot & Varni (1986) menyatakan bahwa profil psikologis pasien yang datang pada pemeriksaan medis menunjukkan tingginya tingkat kecemasan, rasa marah, dan keterasingan.

Menghadapi penderitaan fisik dan mental akibat penyakit yang parah seperti kanker, umumnya pasien yang memiliki penerimaan diri yang rendah, harga diri yang rendah, merasa putus asa, bosan, cemas, frustasi, tertekan dan takut kehilangan seseorang (Charmaz dalam Radleay, 1994). Banyak penelitian menunjukkan pasien kanker akan mengalami masalah harga diri rendah (Berterö, 2002; Carpenter, Brockop, & Andrykowski, 1999; Kurnia, 1995; Cocker, Bell, & Kidmans, 1994; Edelman, Bell, & Kidman, 1999; Curbow, Somerfield, Legro, & Sonnega, 1990; Trunzo & Pinto, 2003; Carpenter, Brockopp, & Andrykowski, 1999; Symister, & Friend 2003; Helgeson, Lepore, & Eton, 2006).

Jika perasaan-perasaan rendah tersebut dirasakan pasien dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan depresi. Oleh sebab itu, pasien kanker biasanya mengalami sakit dua kali lipat dari kebanyakan penyakit lain. Selain menderita penyakit kanker itu sendiri mereka juga menderita depresi (Keitel & Kopala, 2000). Mereka tidak bisa menerima keadaan dirinya sebagai orang yang sakit sehingga pasien kanker akan terus merasa bahwa dia adalah orang yang paling tidak beruntung. Dengan menjadi penderita kanker, aktivitas yang dapat dilakukannya sangat terbatas. Penelitian yang dilakukan oleh Hadjam (2000) terhadap pasien kanker menemukan bahwa pasien yang mengalami kanker memperlihatkan adanya stres dan depresi yang ditunjukkan dengan perasaan sedih, putus asa, pesimis, merasa diri gagal, tidak puas dalam hidup, merasa lebih buruk dibandingkan dengan orang lain, penilaian rendah terhadap tubuhnya, dan merasa tidak berdaya.

Kemungkinan terjadinya gangguan psikologi seperti depresi, kecemasan, kemarahan, perasaan tidak berdaya dan tidak berharga dialami antara 23%-66% pasien kanker. Diperkirakan saat ini ada sekitar 25% pasien kanker yang mengalami depresi berat (Sinar Harapan, 2003). Banyak penelitian juga menunjukkan pasien kanker mengalami masalah depresi yang berat (Antoni, Lehmann, Kilbourn, Boyers, Culver, Alferi, Yount, Mc Gregor, Arena, Harris, Price, & Carver, 2001; Blackburn, Bishop, Glen, Whalley, & Christie, 1981; Ciaramella, & Poll 2001; Evans, & Connis, 1995; Hipkins, Whitworth, Tarrier, & Jayson G, 2004; Hopko, Bell, Armento, Hunt, & Lejuez, 2005; Love, Love, Grabsch, Clarke, Bloch, David, & Kissane, 2004; Osborn & Demoncada, 2006; Spiegel & Giese, 2003; Wong-Kim, & Bloom, 2005).

Dari penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa pasien penderita kanker tidak hanya menderita secara fisik, tetapi juga mengalami masalah psikologis, seperti harga diri yang rendah dan depresi. Oleh karena itu pasien penderita kanker tidak hanya diberikan perawatan fisik saja, namun perlu perawatan psikologis untuk meningkatkan harga diri dan mengurangi depresi yang dialami oleh pasien penderita kanker.

Kekuatan Tekad Menaklukkan Retinoblastoma dan PNET

Dua jenis kanker tak menghalangi langkah saya mencapai gelar dokter yang saya cita-citakan sejak kecil.

Pernahkan kita bersyukur untuk kehidupan kita? Ataukah kita malah merasa kehidupan ini terlalu berat untuk dilalui dan terlalu sulit untuk dinikmati keindahannya? Seringkali kita mengukur nilai sebuah kebahagiaan berdasarkan apa yang terjadi dalam kehidupan kita. Namun sesungguhnya, terkadang kita tidak melihat “kebaikan Tuhan” yang tersembunyi melalui masa-masa sulit dalam hidup kita. Hidup adalah rangkaian pelajaran yang harus dihayati untuk dimengerti. Setiap cerita dalam bab yang kita lalui membuat hidup kita menjadi bermakna dan berwarna.Teruslah melangkah sambil bermimpi dan berharap meskipun saat ini kita sedang melalui saat saat terberat dalam kehidupan kita.

Setiap peristiwa mengandung hikmah dan pelajaran di baliknya. Kita mendapatkan kekuatan, semangat, dan keyakinan saat kita memberanikan diri untuk melihat lebih dalam setiap pengalaman yang kita alami. Yakinlah bahwa roda kehidupan akan terus berputar karena hidup ini tidak sekedar sepenggal cerita tetapi rangkaian petualangan untuk menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya. Tetaplah melangkah sampai kepada halaman yang terakhir, karena disana tersedia akhir yang terbaik untuk semua.

Awal kehidupan saya dimulai ketika saya dilahirkan di dunia, 19 Januari 1983 sebagai putri pertama dari pasangan Dr. Loekito Siswojo dan Vera Wibowo. Tepat di hari ulang tahun saya yang pertama, saya didiagnosa menderita kanker retina (retinoblastoma) pada mata kiri saya. Merupakan pilihan yang tidak mudah bagi orang tua saya ketika harus merelakan satu bagian tubuh (mata) putri kecilnya diambil. Tapi buat mereka nyawa saya di atas semuanya, sehingga apapun akan dilakukan untuk memperjuangkan hidup saya. Itulah perkenalan saya yang pertama dengan penyakit kanker. Beruntung kanker belum menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga nyawa saya masih bisa diselamatkan.

MELAWAN KETAKUTAN DAN KEPUTUS-ASAAN
Saya tumbuh menjadi remaja yang aktif dan ceria, meskipun dalam hati kecil saya masih bertanya-tanya mengapa saya harus ”berbeda” dengan yang lain. Mengapa saya harus terkena kanker mata saat saya masih bayi? Rupanya Tuhan akhirnya menjawab kegelisahan di hati saya, tentu saja dengan cara-Nya yang misterius. Bulan Juli 1999, ketika berusia 16 tahun, saya kembali didiagnosa menderita kanker yaitu Primitive Neuroectodermal Tumor (PNET) sejenis Ewing Sarcoma stadium 3. Berawal dari kaki yang bengkak sampai keluhan nyeri yang luar biasa hebatnya, sehingga membuat saya sulit untuk berjalan. Bagaikan disambar petir di siang bolong, begitu kira-kira perasaan saya waktu itu. Hari-hari saya dipenuhi air mata kesedihan dan keputus-asaan. Saya hanyalah seorang remaja yang baru saja ingin menikmati masa muda, tetapi sekarang harus berjuang melawan maut.

Tetapi ketika saya kembali merenungkan tentang kehidupan masa lalu saya, betapa banyak hal yang belum saya perbuat untuk semua orang, termasuk untuk kedua orang tua saya. Betapa menyakitkan melihat air mata mereka, dan betapa besar perjuangan mereka untuk hidup putri kecilnya. ”Ya Tuhan ... saya harus kuat!” Saya hanya bisa berdoa supaya diberi kekuatan melalui semuanya.

Saya memilih untuk tidak langsung berjuang untuk melawan kanker. Namun sebelum memasuki medan peperangan terhadap kanker saya harus melawan ketakutan dan keputus-asaan dari dalam diri saya, karena sesungguhnya itulah musuh terbesar saya. Ketika kita mulai mengasihani diri dan mulai membuat seribu alasan untuk menyerah, itulah awal kehancuran hidup kita.

Perjuangan saya melawan kanker bukan merupakan hal yang mudah. Saya harus melalui proses pengobatan panjang yang tentu saja melelahkan dan menyakitkan secara fisik maupun mental. Proses pengobatan berupa kemotherapi 6 seri, radioterapi 70 x, dan operasi berulang kali harus saya jalani. Efek kemoterapi dan radioterapi membuat tubuh dan perasaan saya menjadi tidak menentu, yang pasti saya hanya bisa berbaring lemah di ranjang dan tak berdaya dibuatnya.

Kasih sayang, perhatian, dan pengorbanan keluarga serta para sahabat merupakan obat yang mujarab dalam melawan keputus-asaan saya.

Selain menjalani pengobatan medis, saya juga menjalani terapi herbal berupa jus sayur, buah, dan tanaman herbal seperti daun dewa, kunir putih, daun sambung nyawa, benalu teh, bit merah dll. Bayangkan dalam 1 hari saya mengkonsumsi 1 kg apel, 1 kg tomat, dan 1 kg wortel, belum termasuk obat-obatan yang lain secara terus-menerus. Sering saya hampir muak dibuatnya, namun keinginan saya untuk sembuh membuat saya sanggup ”menelan” semua meski dengan penuh perjuangan.

Untuk melawan kanker dibutuhkan kemauan dan tekad, namun itu saja tidak cukup, tetapi butuh yang namanya doa, disertai perjuangan dan pengorbanan dari kita dan keluarga yang mendampingi kita.
Saya bukan manusia super. Adakalanya saya merasa terlalu lemah, lelah, dan ingin menyerah. Namun ”cinta” menguatkan saya tetap berjuang untuk hidup. Kasih sayang dan perhatian dari orang tua dan sahabat-sahabat saya merupakan obat yang mujarab untuk melawan keputus-asaan yang saya rasakan. Selain itu secara spiritual saya lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Saya punya keyakinan bahwa Tuhan akan menyembuhkan saya, entah bagaimana caranya.

PENTINGNYA PUNYA CITA-CITA
Saya yakin setiap orang pasti mempunyai harapan dan cita-cita dalam hidupnya. Demikian juga saya. Dari kecil saya bercita-cita menjadi seorang dokter. Bahkan ketika saya berjuang melawan kanker saya tetap bermimpi dan berharap menjadi seorang dokter, meskipun saat itu saya sendiri sedang menjalani peran menjadi seorang pasien. Saya yakin pengalaman saya sebagai seorang pasien kelak akan membuat saya lebih mengerti perasaan pasien-pasien saya. Namun saya harus menghadapi berbagai tantangan untuk mewujudkannya. Termasuk ketika harus menjalani pengobatan, saya tidak masuk sekolah satu catur wulan.

Saya disarankan untuk mengulang di tahun berikutnya. Namun saya menolak dengan alasan saya tidak dapat bersekolah bukan karena saya tidak mau tapi saya tidak mampu berjalan saat itu. Sedangkan kelas saya berada di lantai 3, belum lagi kondisi saya yang lemah karena kemoterapi rentan terhadap infeksi. Namun saya bersikeras diberi kesempatan untuk tetap bersekolah, karena itu salah satu yang memotivasi saya untuk tetap semangat. Tentu sulit dibayangkan berapa banyak pelajaran yang saya tidak pernah saya dapatkan tapi harus saya pelajari. Namun prinsip saya lebih baik saya mencoba dan gagal daripada saya menyerah sebelum mencoba.

Saya masih ingat ketika terbaring di ranjang yang dipenuhi buku-buku berserakan karena saya tidak tahu harus mulai mempelajarinya dari mana. Perlahan tapi pasti saya bisa mengejar ketinggalan. Di catur wulan berikutnya saya dengan aksesoris baru berupa wig dan pensil alis harus meniti tangga 3 lantai dengan bantuan krug satu-persatu supaya dapat mengikuti pelajaran di kelas. Di sela-sela pelajaran saya harus ke rumah sakit menjalani radioterapi kemudian kembali ke kelas.

Setiap kali mulai putus asa saya hanya memejamkan mata dan membayangkan masa depan saya, yach menjadi seorang dokter.Tapi mungkinkah seseorang dengan satu penglihatan bisa menjadi seorang dokter? Entahlah, tapi andaikata itu bisa, justru di situlah keistimewaannya. Saya memang terlahir dengan beberapa keterbatasan fisik, tapi Tuhan tidak lupa menambahkan berbagai bakat dalam diri saya. Tidak seorang pun di dunia dilahirkan dalam kesempurnaan sepenuhnya.

Dari pengalaman melawan kanker, saya tahu pasien tidak hanya membutuhkan obat, tetapi juga membutuhkan dukungan moral.

Mama saya pernah berkata ”Jika seseorang sukses karena kekayaan, kesempurnaan fisik, dan kepandaiannya, itu sudah biasa. Tapi jika seseorang dengan latar belakang sederhana, penuh dengan keterbatasan fisik, dan terlahir dengan kepandaian rata-rata bisa meraih kesuksesan, itulah yang disebut orang yang luar biasa. Jadikan keterbatasan sebagai tantangan, jangan sebagai batu sandungan." Jadi tidak ada salahnya untuk tetap bermimpi dan berharap meskipun anda berada dalam titik terendah dalam hidup anda. Dan ternyata perjuangan saya tidak sia-sia. Saya berhasil masuk ke kelas IPA dan diterima di Fakultas Kedokteran Tarumanagara di tahun berikutnya.

Saat-saat yang berat telah terlalui, hujan dan badai telah berlalu, dan pelangi yang indah telah tampak muncul di cerahnya langit. Kalau dulu saya hanya bisa bermimpi, sepertinya kali ini semua tampak nyata dan terjadi. Kebahagiaan datang silih berganti seakan menghapus kenangan sedih di masa lalu. Kenyataannya saat ini saya telah menjadi seorang dokter. Saya berkesempatan menjadi dokter magang di Yayasan Kanker Indonesia. Bergabung di komunitas survival kanker anak di Cancer Buster Community. Bahkan saya saat ini sedang mengambil Pendidikan Dokter Spesialis Bagian Ilmu Kedokteran Nuklir di Universitas Kedokteran Padjajaran Bandung.

Tetapi masih ada lagi yang paling diidamkan seorang wanita dalam hidupnya. Tak lain dan tak bukan adalah bertemu dengan pria pujaan hatinya, menikah, dan mempunyai anak. Tapi bagaimana bisa? Saya hanya bisa berkata, ”Tuhan punya beribu-ribu cara untuk mewujudkannya, some way.. some how, and some where. Demikian juga ketika saya bertemu dengan pujaan hati yang sekarang menjadi suami saya. Dia bersedia menerima segala kelebihan dan kekurangan saya bahkan selalu mendukung perjalanan karir saya.

Inilah sepenggal kisah hidup saya,dan tentu saja bukan akhir dari semua tapi awal dari petualangan meraih kebahagiaan selanjutnya. Apapun yang sedang anda alami, teruslah melangkah dan perjuangkanlah. Anggaplah itu sebagai bukit penderitaan yang harus kita daki sebelum sampai di puncak kebahagiaan. Jadi raihlah kebahagiaanmu dan jangan pernah berhenti untuk berharap. Percayalah suatu saat apa yang Anda hadapi dan perjuangkan akan membawa suatu kebaikan baik terhadap diri Anda dan orang lainnya. Selamat berjuang.

(Dr Alvita Dewi Siswoyo/rumahkanker.com)

Senin, 22 Maret 2010

Wanita Karier/Full Time Mom/Part Time Mom/Travelling, Siapa Bilang tidak bisa memberikan ASI?

Feb 18, '07 11:24 PMby alida for everyone

Bukan hal yg 'tidak mungkin' utk memberikan ASIP (Air Susu Ibu Perah) kepada buah hati kita jika seorang Ibu adalah:

1. Wanita Karier, Bekerja Full dr pagi sampe sore di Kantor.

2. Full Time Mom, Full time dirumah/tidak bekerja tetapi 'tidak' membuat si Ibu tidak bisa beraktifitas ke luar rumah walaupun hanya sebentar.

3. Part Time Mom, setengah hari bekerja di luar rumah.

4. Berpergian Ke Luar Kota, Dinas atau Tugas Laennya.

Bagaimana bisa? bisa basi dong?

looh Bukannya klo ibu sudah keluar rumah ASI yang di dalam payudaranya nya bisa basi? ... senyum2 saya mendengarnya , apalagi tertulis jelas di media cetak pernyataan tuh artis, kasian dong yg baca bukannya pernyataan artis berguna tuk banyak orang tp malah.... hiiks...menyedihkan yaa....

Eiiits...looh...looh...itu mah mitos atuh buu ....

Mari kita kenali apa itu ASIP dan bagaimana cara penyimpanannya berdasarkan pengalaman saya didukung oleh club ASI di milis sehat. jd tidak mengganggu aktifitas kan? asalkaaaan semua berawal dr NIAT.... yuuuk ....

ASIP = Air Susu Ibu Perah, artinya ASI yg diperah disaat ibu sedang berada di kantor atau ingin berpergian keluar rumah/kota dan sebelum di konsumsi oleh si Bayi, ASIP tersebut di simpan di kulkas bawah bertahan untuk jangka waktu 4-5hari, sedangkan jika disimpan di dalam freezer bertahan utk jangka waktu 2-3bln ke depan.

Cara Penyimpanan utk Ibu Bekerja Full TIme di kantor :

1. Sediakan Freezer Bag, lihat gbr :

2. Sediakan Blue Ice (semacam Biang Es), jangan lupa Blue Ice tsb dimasukkan ke freezer kulkas, diambil/dipakai setelah beku agar ASIP di botol suhunya tetap dingin.

3. Sediakan Botol/wadah utk ASI yang sudah di pompa/perah, dimasukkan ke dalam botol beling uk.70cc - 120cc. Boleh botol bekas apa saja yang penting sudah bersih dan steril.

4. Sediakan Box/Wadah utk :
a. Tempat Botol2 steril+Gelas steril utk penampung ASI saat di perah manual, disimpan di dalam Box/wadah pada saat ibu akan berangkat kerja,
b. Setelah akan pulang kerja menuju rumah, Botol ASIP+Blue Ice siap dibawa pulang utk oleh2 buah hati kita.

Ini diaaaa .... taraaaa......ini foto ASIP siap dimasukkan ke dalam Freezer bag+Blue Ice agar suhu dinginnya tetap terjaga sampai ASIP tsb sampe dirumah lalu dipindahkan ke Kulkas di rumah saudara2 .... mudah kaan? hal yg mungkin kaan? suami senang&anak senang...
silahkan dicoba ....

ps: Siap2 aja di ledekkin sbgai penjaja Ice Cream atau dikira tukang es heheee...
uuupss...yg lebih penting nih ... lebih jelasnya lg tts serba serbi penyimpanan ASI bisa di intip di MP pakar ASI aja ya : http://lsoraya.multiply.com/journal/item/21
sementara ini aku baru bs sharing persiapan/peralatan perang tuk Perah ASI hehee

Love,
Alida & Alyssa
Bravo Breastfeeding Mom & Father !!!

Kampung Halaman Elang / Erabaru News

by
document.write(' Jesse Jopie Rotinsulu Jr
document.write('
');

document.write(Nabble.formatDateLong(new Date(1224213739037)));
Oct 17, 2008; 10:22am

Erabaru News ? Jumat 17 Oktober 2008 www.erabaru.or.id Kampung Halaman Elang (Erabaru.or.id) - Ada seorang tua dari desa ketika dia mencari kayu bakar di atas gunung, dia menemukan seekor burung kecil yang rupanya agak aneh. Burung aneh tersebut besarnya persis seperti anak ayam yang baru lahir satu bulan, mungkin karena dia masih sangat kecil,belum bisa terbang, terpaksa orang tua ini membawa burung aneh itu pulang ke rumah untuk mainan cucu kecilnya.

Cucu orang tua tersebut sangat nakal sekali, dia meletakkan burung aneh tersebut pada kerumunan anak ayam. Lalu dia dianggap sebagai anak ayam dan dibiarkan besar bersama ayam lainnya.

Burung itu kian hari kian besar,akhirnya mereka mendapatkan bahwa burung aneh itu sebenarnya adalah seekor burung elang. Mereka semua mengkhawatirkan jika anak elang itu telah tumbuh besar, dia akan memakan ayam.

Namun kekhawatiran mereka ini sungguh berlebihan, anak elang yang kian hari kian besar ini, hidup rukun bersama dengan ayam, hanya saja ketika elang itu mengepakkan sayap terbang ke langit, secara naluri dia menerjang ke tanah, sehingga ayam-ayam yang berada di tanah secara naluri juga menjadi gugup dan ketakutan serta menimbulkan kekacauan.

Lama kelamaan penduduk desa setempat, tidak menyukai kebersamaan elang dan ayam. Jika ada tetangga yang kehilangan ayamnya, yang dicurigai kali pertama adalah elang itu. Harus diketahui bahwa elang bagaimana pun juga adalah seekor elang. Elang dilahirkan untuk memakan ayam.

Penduduk yang makin lama tidak menyukai ini, sepakat untuk menuntut keras bahwa elang tersebut harus dibunuh atau dilepas. Agar tidak akan kembali untuk selamanya.

Karena telah lama hidup bersama elang tersebut, sedikit banyak akan timbul perasaan kasih. Oleh karenanya keluarga itu merasa tidak tega untuk membunuh burung elang itu. Akhirnya mereka memutuskan untuk melepaskannya kembali ke alam bebas.

Namun banyak cara telah mereka gunakan tapi masih saja tidak bisa membuat elang itu kembali ke alam bebas. Pada suatu ketika mereka membawa elang itu ke tempat yang sangat jauh untuk dilepas. Namun beberapa hari kemudian, elang itu terbang kembali ke rumah. Akhirnya mereka menyadari bahwa ternyata yang enggan dilepaskan oleh elang itu adalah tempat tinggalnya yang nyaman.

Suatu hari ada seorang tua di desa itu berkata, ?Serahkan elang itu kepadaku. Saya akan membuat dia kembali ke langit biru dan tak akan pernah kembali lagi.?

Elang itu dibawa olehnya ke atas tebing yang paling terjal di dekat desa itu. Kemudian si elang itu dilemparkannya ke dalam jurang dari atas tebing. Bagaikan melempar batu. Mula-mula elang itu meluncur ke dalam jurang bagaikan sebuah batu, namun ketika tubuhnya hampir mencapai dasar jurang, sayapnya mulai dikepakkan untuk menyangga tubuhnya. Meluncur dengan perlahan, lalu dengan ringan mengepakkan sayapnya terbang menuju kelangit biru.

Elang itu makin terbang makin merasakan bebas dan nyaman,makin terbang gerakannya semakin indah, ini barulah namanya terbang. Langit biru barulah kampung halaman elang yang sebenarnya.

Elang itu terbang semakin tinggi dan semakin jauh. Berangsur-angsur menjadi satu titik hitam,terbang keluar dari pandangan mata. Terbang pergi untuk selamanya,tidak pernah kembali lagi.

Sebenarnya, bukankah kita semua persis seperti elang itu. Selalu merasa tidak tega untuk melepas benda-benda yang kita miliki. Enggan berpisah dengan kehidupan yang nyaman dan tenang, serta melupakan tugas sebenarnya yang kita emban?

Seseorang jika menginginkan kehidupannya mengalami perubahan, harus mengerti membawa diri kita sendiri ke tebing kehidupan pada saat krusial. Jika melihat ke bawah adalah tebing curam dengan jurang yang dalam. Namun,jika kita mengangkat kepala memandang ke atas, itu adalah langit bebas yang amat luas! (The Epoch Times/lin)